UTM – UNEJ BERKOLABORASI RISET PENGEMBANGAN EKOWISATA MERU BETIRI

  • PDF

 

UTM – UNEJ

BERKOLABORASI RISET PENGEMBANGAN EKOWISATA MERU BETIRI

 

 WhatsApp Image_2023-07-09_at_04.08.08

Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang membentang antara kabupaten Jember dan Banyuwangi memiliki fungsi utama sebagai kawasan konservasi. Konservasi bukan saja sekedar memberikan perlindungan, pelestarian dan pengawetan keanekaragaman hayati namun juga ada aspek pemanfaatan. Salah satunya dengan kegiatan ekowisata.

Ekowisata yang memikul tanggung jawab pelestarian, pengembangan ekonomi masyarakat lokal dan eduasi dinilai menjadi kegiatan mujarab dalam mendukung kegiatan konservasi. Tak pelak ini juga tepat dilakukan di Meru Betiri yang memiliki luas lebih dari 60 ribu hektar. Kawasan TNMB juga dikenal memiliki panorama alam indah dan atraksi satwa dan tumbuhan endemik langka. Sebut saja atraksi penyu bertelur dan pelepasan tukik di Sukamade, panorama Teluk Ijo, Rajeg Wesi dan Muara Mbaduk yang berada dalam pengelolaan Taman Nasional Meru Betiri STPN I Sarongan, Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi.

Meski dikenal memiliki beragam destinasi namun ternyata masih ada ketimpangan jumlah pengunjung. Merespon hal tersebut Universitas Jember (Unej) berkolaborasi dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM), UGM serta Kantor Balai TNMB berupaya membuat strategi peningkatan dengan pendekatan Rapfish.

Nur Rohmah Syarief, koordinator fungsional PEH Kantor Balai TNMB menyambut baik kegiatan riset kolaboratif ini. “Kajian-kajian ekowisata di kawasan TNMB masih terbilang jarang dilakukan dan ini akan sangat memberikan nilai positif” ungkap sosok yang berkiprah dalam pengendali Ekosistem Hutan (PEH) ini.

Kegiatan ekowisata diharapkan mampu memberikan bukan sekedar pada insentif ekonomi semata namun juga pada aspek lingkungan. Hal tersebut dijelaskan M. Rondhi, tim peneliti kolaboratif dari pihak Unej. “Perlu dielaborasi secara cermat subyek dan obyek kegiatan ekowisata agar mampu merumuskan kebijakan yang tepat” papar lulusan Hokaida University yang juga menjabat Sekertaris III LP2M Unej ini.

Menyikapi hal ini pendekatan Rapfish yang diaplikasi dalam riset kolaboratif ekowisata dinilai mampu memberikan pijakan database tepat dalam pembuatan kebijakan nantinya oleh Kantor Balai TNMB selaku pengelola. “Pendekatan Rapfish menggunakan pijakan dimensi ekologi, sosial, ekonomi, kebijakan dan kelembagaan yang komprehensif” terang Firman Farid Muhsoni. Tim peneliti kolaboratif dari UTM yang juga Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Pertanian UTM, lebih lanjut menjelaskan bahwa destinasi ekowisata di wilayah pengelolaan TNMB STPN I Sarongan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Perpaduan pemikiran berbagai disiplin ilmu dan keterlibatan berbagai stakeholder akan memberikan dimensi perspektif yang menyeluruh. Sehingga nantinya benturan ekonomi versus ekologi dalam kegiata ekowisata dapat dihindari. Karena pada dasarnya kepentingan ekonomi sebenarnya dapat berdamai dengan ekologi.(penulis ihksan / tim fp)

Share this post

Add comment


Security code
Refresh