Bangkalan, 8 Januari 2025 – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar Rapat Koordinasi dan Optimalisasi Program Kampung Karakter dan Penguatan Literasi Mahasiswa serta peresmian Pos Keamanan Universitas Trunojoyo Madura. Acara ini berlangsung di Ruang 502, Lantai 5 Gedung Rektorat, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk dekanat, Ketua Senat, Kabiro, Kapolres Bangkalan, Polsek Kamal, Camat Kamal, kepala desa Gili Timur dan Gili Anyar, MUI Kamal, MUI Bangkalan, RT dan RW Telang, tokoh masyarakat, serta kiai dari Telang.

Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., membuka rapat dengan menyampaikan rasa terima kasih kepada para tamu yang meluangkan waktu untuk bersama-sama membahas solusi atas berbagai persoalan di lingkungan sekitar kampus. Salah satu fokus pembahasan adalah konsep pengaturan kos-kosan dan kontrakan untuk mencegah pergaulan bebas serta meminimalisir tindak kekerasan.

“Kami mendorong adanya regulasi berupa peraturan daerah untuk mengatur kos-kosan atau kontrakan. Salah satu konsepnya adalah kehadiran induk semang atau tuan rumah yang bertanggung jawab terhadap pengawasan penghuni, meskipun bukan pemilik langsung. Dengan demikian, kita dapat mengurangi potensi pergaulan bebas yang sering berujung pada tindak kekerasan, itu adalah Salah satu konsep yang dulu pernah kami godok untuk mendorong daerah dalam hal ini DPRD dan Pemerintah Daerah” ujar Prof. Safi’.

Beliau menambahkan bahwa pihak kampus siap mendukung proses ini dengan kajian akademik serta penyusunan draft rancangan peraturan daerah.

Dalam acara ini, UTM juga memberikan penghargaan kepada AKBP Febri Islam Jaya, S.H., S.I.K., M.I.K., Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, atas kinerja cepat, tegas, dan tanggap dalam penanganan kasus hukum almarhumah EEN Jumiati, mahasiswa UTM. Piagam penghargaan ini diserahkan langsung oleh Rektor UTM sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi Polres Bangkalan atas kinerja cepat, tegas, dan tanggap dalam penanganan kasus hukum almarhumah EEN Jumiati.

Dalam sambutannya, AKBP Febri menyampaikan rasa terima kasih kepada UTM atas dukungan yang telah diberikan. “Keberadaan UTM memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat Bangkalan, khususnya di Kecamatan Kamal. Kami berharap dengan adanya Pos Keamanan ini, lingkungan kampus menjadi lebih aman, dan upaya pencegahan tindak kejahatan, seperti pencurian kendaraan bermotor, dapat dilakukan secara efektif,” ujarnya.

AKBP Febri juga mengimbau mahasiswa, khususnya mahasiswi, untuk lebih berhati-hati terhadap risiko pencurian. “Motor tidak cukup hanya dikunci setir, lebih baik digembok agar meminimalisir kesempatan bagi pelaku kejahatan,” tambahnya.

Sebagai salah satu langkah nyata dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, acara ini juga ditandai dengan peresmian Pos Keamanan Universitas Trunojoyo Madura. Diharapkan, pos ini menjadi pusat koordinasi keamanan yang dapat mendukung pencegahan dan penanganan masalah keamanan di sekitar kampus.

Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara UTM, masyarakat, dan aparat keamanan dalam menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh civitas akademika.

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar acara Soft Launching Klinik Pratama pada tanggal 31 Desember 2024. Acara ini berlangsung di Gedung Klinik Pratama UTM dan dihadiri oleh para pimpinan universitas, termasuk Ketua dan Sekretaris Senat, Wakil Rektor Bidang Akademik, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, jajaran Dekanat, Direktur Pascasarjana, Ketua dan Sekretaris LPPM, Ketua SPI, Kabiro BAKK, Plt. BPKU, Kepala UPA, dr. Siti Nurfitria, Tim Klinik, serta Koordinator Humas.

Penanggung jawab Klinik Pratama, dr. Siti Nurfitria, menyampaikan rasa syukur atas terwujudnya klinik ini, yang telah menjadi cita-cita lama universitas. “Terima kasih kepada Bapak Rektor dan tim yang telah mengawal proses panjang ini hingga izin operasional klinik berhasil diraih. Walaupun saat ini sarana dan prasarana masih dalam standar minimal, ke depan kami berharap dapat meningkatkan fasilitas sesuai standar BPJS sehingga mampu melayani masyarakat umum secara lebih optimal,” ujarnya.

Saat ini yang dalam proses adalah surat izin peraktek dari nakesnya karena ada masalah di aplikasi sejak November sampai sekarang belum ada kabarnya dan kita sudah menyampaikan ke pihak yang terkait semoga segera bisa terbit sehingga bisa melayani pihak luar juga. Semoga dengan adanya Klinik ini akan membantu Civitas Akademika UTM dan juga masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat umum, ujar Siti Nurfitria

Rektor UTM, Prof. Dr. Safi, S.H., M.H., dalam sambutannya juga menekankan pentingnya keberadaan Klinik Pratama ini. “Alhamdulillah, kita menutup tahun 2024 dengan tasyakuran Soft Launching Klinik Pratama UTM, semoga ini menjadi pemungkas tahun 2024 dengan kegiatan yang baik. Klinik ini menempati gedung pertama yang dimiliki Unibang sejak awal berdiri dan merupakan kantor yayasan. kita tidak merubah bentuk luarnya kita hanya merubah disain dalamnya sesuai dengan kebutuhan klinik, ujarnya

“Dengan izin operasional yang telah keluar, kami berharap ke depan klinik ini dapat berkembang, termasuk menjadi bagian dari sistem BPJS Kesehatan untuk melayani lebih banyak masyarakat,” ujar Rektor.

Acara ini ditutup dengan simbolisasi potong tumpeng oleh Rektor, yang kemudian diberikan kepada penanggung jawab klinik, dr. Siti Nurfitria, serta Ketua dan Sekretaris Senat.

Semoga keberadaan Klinik Pratama Universitas Trunojoyo Madura dapat memberikan manfaat besar bagi civitas akademika UTM dan masyarakat sekitar, sekaligus menjadi langkah awal menuju pelayanan kesehatan yang lebih luas dan berkualitas.

“Revitalisasi Moderasi Beragama dan Bela Negara di Lingkungan Akademik: Menjawab Tantangan Radikalisme dan Intoleransi” menjadi tema utama dalam acara yang digelar pada 30 Desember 2024. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Kementerian Agama Republik Indonesia, ADPISI Jawa Timur, dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Acara ini bertempat di Aula Syaikhona Muhammad Kholil, Gedung Rektorat lantai 10, UTM, dan dihadiri oleh dosen, mahasiswa, serta perwakilan perguruan tinggi dari Madura dan Jawa Timur.

Acara diawali dengan pembukaan sekaligus peresmian Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Achmad Amzeri, S.P., M.P. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa UTM sebagai kampus nasional dengan keberagaman mahasiswa dari 34 provinsi memiliki tanggung jawab untuk menjadi pelopor moderasi beragama.

“Sebagai kampus nasional yang mahasiswanya berasal dari berbagai latar belakang agama dan daerah, UTM terus berkomitmen membimbing dan mengarahkan generasi muda agar tetap berpegang pada asas moderasi. Harapannya, seminar ini memberikan wawasan dan inspirasi luar biasa bagi dosen dan mahasiswa untuk mengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan dan moderasi dalam kehidupan akademik serta bermasyarakat,” ungkap Prof. Achmad Amzeri.

Beliau juga menyampaikan apresiasi terhadap Fakultas Keislaman (FKIS) atas berbagai prestasi yang telah diraih dan berharap agar kegiatan ini dapat memperkuat upaya menciptakan generasi akademik yang berprestasi dan toleran.

Ketua ADPISI Jawa Timur yang juga Dekan Fakultas Keislaman UTM menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama RI atas fasilitasi pembentukan Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara. Ia menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai upaya memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Islam secara komprehensif.

 “Moderasi beragama menjadi sebuah keniscayaan yang harus kita pahami bersama. Dengan pemahaman yang komprehensif, kita dapat menghindari sikap eksklusif maupun ekstrem dalam mengamalkan nilai-nilai agama. Harapannya, Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara yang baru diresmikan ini dapat menjadi pusat kajian dan pembinaan moderasi beragama yang istiqomah dan berkelanjutan,” jelasnya.

Seminar ini menghadirkan dua narasumber ahli, yaitu Dr. Munir, S.Ag., M.A. dan Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A. Kedua pemateri memberikan paparan mendalam tentang pentingnya memahami nilai-nilai agama secara komprehensif dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menghadapi tantangan radikalisme dan intoleransi.

Seminar ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran sivitas akademika UTM terhadap pentingnya nilai-nilai moderasi beragama dan bela negara dalam menghadapi tantangan radikalisme dan intoleransi. Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara yang diresmikan juga diharapkan menjadi wadah strategis dalam mengembangkan kajian-kajian terkait moderasi beragama dan penguatan nilai kebangsaan di lingkungan kampus.

Bangkalan, Selasa (24/12/2024) – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar acara pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., di bidang Hukum Perundang-undangan. Acara istimewa ini berlangsung di Gedung Pertemuan R.P. Moh. Noer dan dihadiri berbagai tokoh penting serta keluarga besar UTM.

Hadir dalam acara tersebut Hakim Agung RI, Dr. Ansori, S.H., M.H., Penjabat Bupati Bangkalan Dr. Arief M. Edie, jajaran Forkopimda, Ketua PC NU Bangkalan, anggota DPR RI, anggota DPRD Jawa Timur, Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan terpilih, Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa, Wakil Bupati Sumenep terpilih, serta sejumlah kolega, sahabat, dan keluarga Prof. Safi’.

Dalam rapat senat terbuka ini, Prof. Safi’ menyampaikan orasi ilmiah berjudul, “Urgensi Penyatuan Kewenangan Pengujian Peraturan Perundang-undangan kepada Mahkamah Konstitusi dalam Mewujudkan Keadilan dan Kepastian Hukum.” Dalam orasi tersebut, Prof. Safi’ menyoroti pentingnya peran Mahkamah Konstitusi dalam memastikan harmonisasi hukum untuk mencapai keadilan dan kepastian hukum di Indonesia.

Momen penuh haru terjadi ketika Prof. Safi’ mengenang perjalanan hidupnya yang penuh tantangan. “Dulu, untuk melanjutkan dari SD ke SMP, saya harus menunggu hingga empat tahun karena keterbatasan ekonomi orang tua. Saya sangat berterima kasih kepada guru saya, KH Imam Hasyim, yang telah membantu saya melanjutkan pendidikan dan diterima sebagai abdi dalam di Pondok At Taufiqiyah. Bahkan, saya tidak pernah berani bermimpi menjadi seorang profesor,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Prof. Safi’ juga menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada orang tua, istri, keluarga, serta mentor-mentornya, termasuk Bapak Said Abdullah, yang telah memberikan dukungan luar biasa dalam perjalanan akademiknya.
Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, turut memberikan ucapan selamat dalam pidatonya. “Selamat dan sukses untuk Prof. Safi’ yang hari ini dikukuhkan sebagai Guru Besar UTM di bidang Hukum Perundang-undangan. Semoga ilmunya membawa manfaat dan barokah bagi masyarakat,” ujarnya.

“Saya bersyukur pada hari ini dikukuhkan sebagai Guru Besar di bidang Hukum Perundang-undangan. Ini adalah penghargaan akademik tertinggi yang saya terima. Mudah-mudahan dengan ini, bukan hanya kewibawaan Rektor dan universitas yang terangkat, tetapi juga Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menjadi semakin maju, berkembang, dan Insyaallah menjadi pusat unggulan kaum intelektual ilmu hukum di tingkat nasional di masa yang akan datang,” ujar Prof. Dr. Jimly Assiddiqie, S.H., M.H., Ketua Mahkamah Konstitusi RI periode 2003–2008 pada video ucapannya.

Beliau juga menyampaikan apresiasinya terhadap pidato pengukuhan yang disampaikan oleh Prof. Safi’, yang bertajuk “Urgensi Penyatuan Kewenangan Pengujian Peraturan Perundang-undangan kepada Mahkamah Konstitusi dalam Mewujudkan Keadilan dan Kepastian Hukum”. “Topik ini sangat penting karena saat ini kewenangan pengujian Peraturan Perundang-undangan masih terpisah antara Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Untuk menjamin keadilan, kepastian, dan kemanfaatan hukum serta konstitusi di masa depan, ide penyatuan ini sangat baik dan sangat penting,” tambah Prof. Jimly.

“Saya mengucapkan selamat atas pengukuhan sebagai Guru Besar kepada Profesor Safi’, yang saat ini juga menjabat sebagai Rektor di Universitas Trunojoyo Madura. Semoga penganugerahan Guru Besar, yang merupakan gelar akademik tertinggi, dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk membangun tradisi keilmuan dan norma akademik yang tidak hanya memajukan Bangkalan dan Madura, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi kemajuan Indonesia yang saat ini giat membangun,” ujar Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P. dalam Ucapan videonya

Acara ini tidak hanya menjadi tonggak sejarah baru bagi Universitas Trunojoyo Madura, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak kalangan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya. Dengan pengukuhan ini, Prof. Safi’ menambah daftar Guru Besar yang memperkuat kualitas akademik di Universitas Trunojoyo Madura.