KEDAIREKA FP-UTM MENJELAJAH MERU BETIRI

  • PDF

 

KEDAIREKA FP-UTM MENJELAJAH MERU BETIRI

WhatsApp Image_2023-07-09_at_04.09.29

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi berupaya terus mensinergikan Perguruan Tinggi dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) serta kelompok-kelompok masyarakat melalui skema Kedaireka / Matcing Fund. Melalui kegiatan ini diharapkan ada keterlibatan para akademisi melalui aktivitas Tridharma serta mahasiswa dalam implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura (FP-UTM) berkesempatan mengimplementasikan Kedaireka di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Kegiatan dilakukan untuk merespon perwujudan nafkah berkelanjutan guna penanggulangan perilaku destruktif masyarakat desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi yang juga sebagai desa penyangga TNMB. Perwujudan nafkah yang dimaksud adalah aktivitas ekowisata Muara Mbaduk.

Memang ditengarai kuat, ekowisata mampu berkontribusi dalam konservasi apalagi pelakunya merupakan mayarakat lokal desa penyangga. “Ekowisata menjadi penerjemahan konsep konservasi berbasis masyarakat atau community-based conservation” jelas Ihsannudin. Ketua tim Kedaireka FP-UTM di TNMB 2023 lebih lanjut mengutarakan, tatkala masyarakat lokal memperoleh manfaat ekonomi dari ekowisata, maka akan menjadi insentif bagi masyarakat lokal untuk turut menjaga kelestarian kawasan.

Muara Mbaduk, sebagai destinasi wisata yang mengandalkan keindahan muara sungai, panorama sunrise dan sunset dan pantai serta area camping ground memiliki potensi atraksi ekowisata yang luar biasa. Meski demikian pembenahan di berbagai aspek guna upaya penguatan destinasi tetap perlu dilakukan. Eko Hadi Purnomo, selaku Ketua Pokdarwis yang mengelola ekowisata Muara Mbaduk berkomitmen melakukan berbagai improvisasi. "Kehadiran akademisi sangat diharapkan untuk turut membangun Muara Mbaduk menjadi lebih baik” ungkap Eko.

Untuk itu kedaireka FP UTM yang bermitra dengan Kantor Balai TNMB akan memberikan diseminasi iptek pengembangan ekowisata di Muara Mbaduk. Wujud pengembangan ekowisata tersebut meliputi beragam aktivitas berkenaan dengan manajemen pengelolaan dan pemasaran ekowisata, peningkatan nilai atraksi, pengelolaan sampah serta penyelamatan penyu.

Wihandono Eki Sutopo selaku kepala seksi pengelolaan TNMB wilayah I Sarongan menyambut baik kegiatan ini. “Meski Universitas Trunojoyo ada jauh di Bangkalan ternyata memiliki keberpihakan juga terhadap upaya konservasi melalui ekowisata di kawasan TNMB” sambut Eki.

Ini membuktikan bahwa meski Universitas Trunojoyo berada di Pulau Madura namun kiprahnya tak terbatas pada lingkup lokal namun mampu ke lingkup luar. Terlebih secara karakteristik sosial budaya, masyarakat desa penyangga kawasan TNMB juga jamak yang beretnis Madura.(penulis ihksan / tim fp)

Share this post

Add comment


Security code
Refresh