CategoriesHeadlines Kegiatan

PPKPT UTM Selenggarakan Workshop Pencegahan dan Penanganan Kekerasan: Wujudkan Kampus yang Aman, Setara, dan Bebas dari Kekerasan

Bangkalan, 1 Juli 2025 — Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas kekerasan. Melalui Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT), UTM menyelenggarakan Workshop bertajuk “Bersama Membangun Keharmonisan Tanpa Kekerasan”, yang berlangsung di Aula Syaikhona Muhammad Kholil, Gedung Graha Utama Lantai 10.

Acara ini dihadiri oleh beragam unsur sivitas akademika, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa dan perwakilan organisasi kemahasiswaan ekstra kampus. Tujuannya adalah membangun pemahaman kolektif dan meningkatkan kapasitas dalam mengenali, mencegah, serta menangani berbagai bentuk kekerasan di ranah pendidikan tinggi.

Ketua Satgas PPKPT UTM, Sumriyah, S.H., M.H., dalam sambutannya menegaskan bahwa workshop ini merupakan bagian dari strategi preventif sekaligus responsif, mengingat mayoritas korban kekerasan di kampus masih didominasi oleh mahasiswa, khususnya perempuan.

“Kami ingin memberikan edukasi sebagai langkah pencegahan. Satgas ini bukan hanya berperan setelah kekerasan terjadi, tapi juga hadir untuk membangun kesadaran dan budaya baru yang anti-kekerasan,” jelas Sumriyah.

Ia menambahkan bahwa PPKPT merupakan transformasi dari Satgas PPKS yang dibentuk berdasarkan Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021. Kini, dengan terbitnya Permendikbudristek No. 55 Tahun 2024, cakupan kerja PPKPT menjadi lebih luas—tidak hanya menangani kekerasan seksual, tetapi semua bentuk kekerasan di perguruan tinggi.

Uniknya, sekitar 60% anggota Satgas PPKPT UTM berasal dari kalangan mahasiswa. Hal ini dianggap penting agar penanganan kasus lebih relevan dengan dinamika kehidupan kampus.

Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., secara resmi membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas kerja Satgas PPKPT dalam menginisiasi ruang-ruang edukatif dan dialogis untuk membangun budaya kampus yang damai dan menghargai keberagaman.

“Saya berharap kegiatan ini menjadi titik awal semakin kuatnya kesadaran bersama untuk menciptakan kampus yang adil, inklusif, dan bebas dari kekerasan,” ujar Prof. Safi’.

Workshop menghadirkan dua narasumber berkompeten. Dr. Diana Rahmasari, S.Psi., M.Si., Psikolog, Dekan Fakultas Psikologi UNESA, membahas pendekatan psikologis dalam pencegahan kekerasan. Ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif dan peran mahasiswa sebagai motor perubahan dalam menciptakan ruang akademik yang suportif.

“Edukasi dan pendampingan psikologis harus berjalan beriringan. Mahasiswa bukan sekadar penerima manfaat, tetapi aktor utama dalam membangun budaya anti-kekerasan,” tuturnya.

Sementara itu, Iing Sholihin Firmansah, S.H., M.H., membawakan materi dari perspektif hukum pidana. Ia memaparkan bahwa kekerasan di kampus memiliki konsekuensi hukum serius, dan penting bagi mahasiswa untuk mengetahui jalur pelaporan dan perlindungan hukum yang tersedia.

Tak hanya diskusi dan penyampaian materi, kegiatan ini juga menjadi momentum peluncuran logo dan maskot baru PPKPT UTM, yang menjadi simbol semangat baru dalam mengampanyekan kampus bebas kekerasan. Logo dan maskot ini diharapkan dapat memperkuat identitas visual dan mendekatkan pesan PPKPT kepada seluruh sivitas akademika.

Dengan mengusung tagline “Bersama, Berdaya, Inspiratif”, Satgas PPKPT menegaskan visinya sebagai penggerak utama dalam membentuk kampus yang harmonis, aman, dan saling menghargai.

Universitas Trunojoyo Madura optimis bahwa melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, kesadaran terhadap pentingnya menciptakan ruang belajar yang bebas dari kekerasan akan semakin tumbuh. UTM pun berkomitmen untuk terus menjadi garda terdepan dalam mempromosikan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan dalam dunia pendidikan tinggi.

CategoriesKegiatan

Mahasiswa PGPAUD Universitas Trunojoyo Madura Gelar Pagelaran Karya Musik dan Tari: “Menyadarkan Tentang Isu Gadget dan Etika Anak Usia Dini”

Bangkalan, 24 Juni 2025 — Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar pagelaran karya seni musik dan tari sebagai bagian dari tugas akhir karya produksi mahasiswa. Kegiatan ini dilangsungkan di Gedung Pertemuan UTM dan menjadi bagian dari alternatif penyelesaian studi selain skripsi.

Pagelaran dibuka dengan ujian karya tari dan dilanjutkan dengan ujian karya musik anak yang masing-masing mengangkat isu penting dalam dunia pendidikan anak usia dini. Karya pertama ditampilkan oleh Alfiana Amilia, berjudul “Cukup Satu Jam”, sebuah lagu anak yang menyuarakan pentingnya pengaturan waktu penggunaan gadget pada anak-anak.

Lagu tersebut hadir sebagai respons atas meningkatnya fenomena kecanduan gawai di kalangan anak usia dini. Dengan lirik yang sederhana namun bermakna, lagu ini mengajak anak untuk menggunakan HP maksimal satu jam per hari, dibagi menjadi 20 menit pagi, siang, dan sore, serta harus dikembalikan tanpa rengekan. Menurut Alfiana, lagu ini telah diuji coba kepada anak-anak dan terbukti mudah diingat serta disukai.

Para penguji memberikan apresiasi atas kreativitas mahasiswa dalam menyampaikan pesan edukatif melalui media musik. Lagu tersebut direncanakan akan dipublikasikan melalui YouTube dan platform musik digital seperti Spotify, serta sedang diproses untuk didaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Karya kedua berupa tari anak berjudul “Entar Ngajhih” ditampilkan oleh Agustin Ainussaadah. Tarian ini mengangkat tema pentingnya penanaman nilai-nilai etika, sopan santun, dan budaya sejak dini. Diciptakan dalam bentuk tari studi, “Entar Ngajhih” memuat pesan moral melalui gerakan yang mudah diikuti anak-anak. Tarian ini juga mengenalkan budaya Madura, khususnya tradisi anak-anak berangkat ke madrasah.

Agustin menjelaskan bahwa karya ini lahir dari keprihatinan terhadap minimnya pembiasaan nilai adab di lingkungan keluarga, sekolah, dan media sosial. Ia berharap tari ini bisa menjadi media yang efektif dalam menyampaikan pesan etika kepada anak usia dini melalui pendekatan seni budaya.

Kedua karya tersebut menjadi representasi dari semangat inovatif mahasiswa PGPAUD UTM dalam menjawab isu pendidikan anak dengan pendekatan kreatif. Selain ditampilkan dalam bentuk pementasan, seluruh karya akan didokumentasikan dalam bentuk video lengkap dengan notasi lagu dan pola gerak tari, serta diproses untuk perlindungan HKI.

Apresiasi atas keberanian dan terobosan mahasiswa dalam memilih jalur karya produksi sebagai tugas akhir adalah bentuk konkret kontribusi mahasiswa dalam pendidikan anak disampaikan oleh salah satu dewan penguji. Karya seperti ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan studi, tapi juga bisa berdampak luas bagi masyarakat.

Pagelaran ini sekaligus menjadi sejarah bagi Prodi PGPAUD UTM, karena merupakan angkatan pertama yang memilih penyelesaian studi melalui jalur karya produksi. Program studi berharap karya-karya tersebut dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain dan menjadi bagian dari kontribusi nyata UTM dalam dunia pendidikan anak usia dini.

CategoriesHeadlines Kegiatan

UTM GANDENG OMBUDSMAN RI WUJUDKAN LAYANAN PUBLIK UNGGUL DI ERA SOCIETY 5.0

BANGKALAN, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memperkuat sinergi dengan Ombudsman Republik Indonesia dalam upaya peningkatan mutu pelayanan publik, khususnya di lingkungan perguruan tinggi, menyambut era Society 5.0. Kolaborasi ini dipertegas dalam kuliah umum bertajuk “Sinergi Ombudsman RI dengan Perguruan Tinggi dalam Pengawasan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Era Society 5.0” yang digelar pada Rabu (19/6/2025), yang merupakan rangkaian dari Dies Natalis ke-24 UTM.

Dengan mengusung tagline “Berakar di Madura, Berdampak untuk Dunia”, UTM menunjukkan komitmennya untuk menjadi pelopor tata kelola pendidikan tinggi yang akuntabel, transparan, dan berorientasi pada pelayanan prima.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh jajaran Rektorium, dekanat, kepala biro, serta ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas. Kuliah tamu ini dibuka dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Universitas Trunojoyo Madura dan Ombudsman Republik Indonesia, sebagai bentuk kerja sama dalam mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengawasan dan peningkatan mutu pelayanan publik.

Dalam sambutannya, Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., menekankan pentingnya penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM) di seluruh unit kerja. Ia menyebutkan bahwa dua biro utama, yakni BAKK (Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama) dan BUK (Biro Umum dan Keuangan) telah menerapkan SPM dan sedang mempersiapkan aplikasi layanan pengaduan digital.

“Pelayanan akademik dan administratif harus responsif terhadap kebutuhan masyarakat kampus. Penerapan SPM bukan hanya tuntutan regulasi, tapi bagian dari budaya pelayanan yang ingin kita bangun bersama,” tegas Rektor UTM.

Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya berkelanjutan UTM setelah ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Layanan Badan Umum (PTN-BLU) serta meraih akreditasi unggul dari BAN-PT. Transformasi tersebut menjadi fondasi kuat untuk menghadirkan sistem pendidikan tinggi yang berdaya saing dan berdampak nyata.

Sebagai bentuk komitmen terhadap tata kelola yang baik dan partisipatif, Rektor Universitas Trunojoyo Madura secara resmi melaunching program layanan pengaduan LPMPP. Program ini diharapkan menjadi sarana yang efektif bagi sivitas akademika untuk menyampaikan masukan, kritik, maupun keluhan terkait kualitas layanan pendidikan, sejalan dengan semangat reformasi birokrasi di dunia pendidikan tinggi.

Ketua Ombudsman RI, Mokhammad Najih, S.H., M.Hum., Ph.D., memberikan apresiasi atas inisiatif UTM dalam menyediakan kanal layanan pengaduan berbasis digital. Menurutnya, langkah ini merefleksikan semangat partisipatif yang menjadi esensi dari pelayanan publik di era masyarakat super cerdas.

“Pelayanan publik harus bersifat partisipatif agar tercipta mekanisme pengawasan mandiri (self-control). UTM telah menunjukkan langkah konkret untuk menjadi institusi cerdas dengan tata kelola cerdas,” ungkap Najih.

Najih juga mengajak mahasiswa untuk mengangkat tema-tema pelayanan publik dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan tugas akhir, terutama yang berhubungan dengan desa, ekonomi, politik, hukum, dan pendidikan sesuai bidang keilmuan masing-masing.

Lebih lanjut, Najih menyoroti makna tema Dies Natalis ke-24 UTM. “Berakar di Madura berarti menumbuhkan etika lokal sebagai pondasi pelayanan publik. Budaya Madura yang kuat dalam etika dan tanggung jawab sosial menjadi nilai lebih dalam membangun sistem pelayanan yang adil,” ujarnya.

Ombudsman RI yang berdiri sejak tahun 2000 melalui Keppres No. 44 Tahun 2000, memiliki usia yang hampir sejajar dengan UTM. Keduanya berangkat dari semangat yang sama: membela kepentingan publik dan mendorong akuntabilitas penyelenggara layanan, baik pemerintah, BUMN, maupun swasta yang menggunakan dana publik.

Dengan sinergi ini, UTM berharap dapat memperluas kiprah dalam pengawasan dan pembinaan layanan publik berbasis riset dan pengabdian masyarakat. Kolaborasi bersama Ombudsman RI diharapkan tidak hanya berhenti di kuliah umum, tetapi berlanjut pada penguatan kurikulum, program magang, hingga riset terapan di bidang pelayanan publik sebagai bagian dari kontribusi nyata UTM Berdampak (berakar di madura dan berdampak untuk dunia).

CategoriesHeadlines Kegiatan

UTM Gelar Kuliah Umum Bertema Antikorupsi Bersama Prof. Dr. Mia Amiati dalam Peringatan Dies Natalis ke-24

BANGKALAN, 18 Juni 2025 — Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-24, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar kuliah umum bertema “Pencegahan Korupsi dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan”, yang diselenggarakan pada Selasa (18/06) di Aula Syaikhona Muhammad Kholil, Lantai 10 Gedung Rektorat Terpadu UTM. Kuliah umum ini menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Mia Amiati, S.H., M.H., CMA., CSSL., Komisaris Independen Bank Mandiri sekaligus mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur periode 2022–2025.

Acara ini dihadiri oleh civitas akademika UTM dari berbagai lapisan, termasuk pimpinan universitas, dosen lintas fakultas, mahasiswa, para Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) se-Madura—meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep—serta mitra kerja dan pemangku kepentingan eksternal lainnya.

Acara dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Trunojoyo Madura, Prof. Dr. Safi, S.H., M.H., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran Prof. Mia Amiati untuk kedua kalinya di kampus UTM. Ia menekankan pentingnya pembekalan materi antikorupsi kepada mahasiswa sejak dini.

“Terima kasih kepada Ibu Prof. Mia atas kehadiran dan kesediaan berbagi ilmu dan pengalaman yang sangat relevan bagi kami semua. Materi ini sangat penting untuk disampaikan kepada generasi muda sejak awal, agar mereka tidak hanya memahami hukum, tetapi juga memiliki karakter antikorupsi yang kuat,” ujar Prof. Safi.

Rektor UTM juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Kajari se-Madura yang hadir dan berharap terjalinnya sinergi yang berkelanjutan dengan institusi penegak hukum, terutama dalam mendukung kegiatan pembelajaran praktik mahasiswa, riset, pengabdian kepada masyarakat, dan program magang.

Dalam kuliah umumnya, Prof. Mia Amiati menyampaikan paparan yang kaya akan wawasan dan nilai-nilai reflektif. Ia menekankan bahwa pemberantasan korupsi tidak cukup hanya mengandalkan penindakan hukum. Pencegahan harus dimulai dari kesadaran kolektif dan pembiasaan nilai-nilai integritas yang ditanamkan sejak dini, terutama di lingkungan pendidikan tinggi.

“Kampus adalah ruang strategis untuk membentuk karakter integritas. Budaya jujur dan bertanggung jawab harus menjadi kebiasaan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Prof. Mia.

Ia juga menguraikan berbagai tantangan dalam birokrasi pemerintahan di Indonesia, termasuk perlunya reformasi tata kelola berdasarkan prinsip good governance—yaitu transparansi, partisipasi publik, dan akuntabilitas lembaga. Dalam konteks ini, mahasiswa diposisikan sebagai agen perubahan yang memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi pelopor antikorupsi.

“Mahasiswa adalah ujung tombak perubahan. Jika mereka memiliki integritas dan kepedulian sosial, maka korupsi bisa dicegah bahkan sebelum muncul,” tambahnya.

Kuliah umum ini mendapatkan sambutan hangat dari mahasiswa yang memenuhi aula. Antusiasme terlihat dalam sesi tanya jawab, di mana mahasiswa menyampaikan pertanyaan yang kritis mengenai peran penegak hukum, efektivitas sistem pelaporan publik, hingga strategi membangun  antikorupsi berbasis transparansi.

Diskusi berlangsung aktif dan dinamis, mencerminkan semangat intelektual yang tinggi serta kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya peran mereka dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab.

Sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi peserta, panitia membagikan doorprize dari sponsor bank Mandiri, yang turut menyemarakkan suasana. Acara ditutup dengan sesi foto bersama antara narasumber, pimpinan universitas, dan para peserta sebagai simbol kebersamaan dalam semangat antikorupsi.

Kuliah umum ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-24 UTM, yang mengusung tema besar “UTM Berdampak: Berakar di Madura, Berdampak untuk Dunia.” Tema ini mencerminkan semangat UTM untuk terus membangun kontribusi nyata, tidak hanya di tingkat lokal Madura, tetapi juga secara nasional dan global.

“Ini bukan sekadar kuliah umum, melainkan bagian dari gerakan intelektual untuk membentuk generasi muda yang antikorupsi. UTM ingin menjadi rumah pembelajaran, tempat nilai-nilai kebenaran dan kejujuran tumbuh berdampingan dengan ilmu pengetahuan,” pungkas Prof. Safi.

Dengan menghadirkan tokoh inspiratif dan membangun ruang diskusi yang konstruktif, UTM terus mengokohkan dirinya sebagai institusi yang berkomitmen terhadap pendidikan hukum, integritas, dan tata kelola pemerintahan yang berkelanjutan.

 

CategoriesHeadlines Kegiatan

UPA Layanan Uji Kompetensi Universitas Trunojoyo Madura Gelar FGD Bahas Peran LSP P1 dalam Mendukung SDM Unggul

Bangkalan, 13 Juni 2025 — Unit Penunjang Akademik (UPA) Layanan Uji Kompetensi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Peran Lembaga Sertifikasi Profesi Perguruan Tinggi dalam Mendukung Ketercapaian Sumber Daya Manusia Unggul, Tangguh, dan Mandiri”, pada Kamis (13/6) di Ruang 502, Gedung Rektorat Lantai 5 UTM.

FGD ini menjadi forum strategis dalam upaya merespon kebutuhan peningkatan kualitas dan daya saing lulusan perguruan tinggi, khususnya melalui pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1 (LSP P1) di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura.

Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, antara lain Rektor UTM Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., Wakil Rektor I dan III, para Dekan dan Wakil Dekan I, Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana, Ketua Jurusan, Ketua Satuan Pengawas, Kepala BAKK, Plt. BPKU, Kepala LPPM, serta tim LSP P1 UTM.

Turut hadir sebagai narasumber utama dalam FGD ini, Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dr. KH. Muhammad Nur Hayid, S.Th.I., M.M., yang secara khusus menyampaikan materi terkait fungsi LSP P1 di Perguruan Tinggi serta prosedur pendiriannya. Kehadiran beliau menjadi sorotan penting, mengingat ini adalah kali kedua beliau memberikan dukungan langsung terhadap inisiasi pembentukan LSP P1 di UTM.

Dalam sambutannya, Rektor UTM Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H. menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat datang kepada Dr. KH. Muhammad Nur Hayid. Ia menegaskan bahwa momentum FGD ini sangat penting dalam mengakselerasi pendirian LSP P1 di lingkungan kampus.

“Kehadiran beliau untuk kedua kalinya adalah energi dan spirit bagi kita semua untuk segera merealisasikan pendirian LSP P1 dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) di UTM. Ini menjadi langkah strategis untuk pelaksanaan uji kompetensi, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga dosen. Tujuan akhirnya tentu saja melahirkan lulusan unggul, kompeten, berdaya saing global, serta tetap menjunjung akhlak mulia berbasis potensi lokal,” ujar Rektor.

Rektor juga menegaskan bahwa dalam rangka mencapai visi UTM sebagai institusi penghasil lulusan unggul, tidak hanya mahasiswa yang harus dibekali kompetensi profesional, tetapi juga dosen perlu terus meningkatkan kapasitas dan sertifikasi kompetensinya melalui sistem LSP.

Sementara itu, Dr. KH. Muhammad Nur Hayid dalam paparannya menjelaskan secara rinci tentang pentingnya LSP P1 sebagai bagian dari ekosistem pendidikan tinggi dalam menghasilkan tenaga kerja bersertifikasi yang siap bersaing di dunia profesional. Ia juga menekankan bahwa pendirian LSP di lingkungan perguruan tinggi bukan semata pilihan, tetapi kebutuhan strategis yang menyatu dengan sistem pembelajaran berbasis outcome dan link and match dengan dunia industri.

“Perguruan tinggi tidak cukup hanya meluluskan sarjana. Yang dibutuhkan saat ini adalah lulusan yang memiliki bukti kompetensi yang diakui secara nasional dan bahkan internasional. Di sinilah posisi penting LSP P1. Dengan memiliki LSP sendiri, universitas akan mampu menjamin bahwa lulusannya telah melewati uji kompetensi yang kredibel dan sesuai dengan standar nasional,” tegasnya.

Diskusi yang berlangsung hangat ini menghasilkan sejumlah masukan penting dari para pimpinan fakultas dan unit kerja lainnya, termasuk rencana tindak lanjut pembentukan tim pendirian LSP P1 dan identifikasi skema-skema sertifikasi yang relevan dengan bidang keilmuan yang ada di UTM.

FGD ini diakhiri dengan semangat dan komitmen bersama dari seluruh unsur pimpinan universitas untuk mempercepat proses pendirian LSP P1 sebagai salah satu instrumen strategis dalam meningkatkan mutu lulusan Universitas Trunojoyo Madura.

CategoriesHeadlines Kegiatan

UPA Bimbingan dan Konseling Universitas Trunojoyo Madura Gelar Workshop Peningkatan Kemampuan Konseling Dasar Bagi Dosen

Bangkalan — UPA Bimbingan dan Konseling Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sukses menggelar Workshop Peningkatan Kemampuan Konseling Dasar Bagi Dosen pada hari Selasa, 3 Juni 2025. Kegiatan yang berlangsung di Aula Syaikhona Muhammad Kholil Graha Utama lantai 10 tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari unsur pimpinan universitas, dosen, hingga tamu undangan dari berbagai instansi terkait.

Acara ini dihadiri oleh Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, Wakil Rektor, jajaran dekan, para dosen Universitas Trunojoyo Madura, serta tamu undangan dari PPA Bangkalan, Polres Bangkalan, Polres Sidoarjo, PPA Sidoarjo, PPA Pasuruan, STIKES Ngudia Husada, Fatayat NU Bangkalan, SLB PGRI, SLB Lavender, SD Muhammadiyah 1, SD Muhammadiyah 2, SDIT Ulil Albab, As-Salam, dan SMKN 1 Bangkalan.

Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua UPA Bimbingan dan Konseling UTM, Hera Wahyuni, yang menekankan pentingnya peningkatan kapasitas dosen dalam memberikan layanan konseling dasar bagi mahasiswa. Menurutnya, kompetensi konseling menjadi bagian integral dari peran dosen sebagai pendidik dan pembimbing bagi mahasiswa yang menghadapi berbagai permasalahan akademik maupun non-akademik.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Rektor Universitas Trunojoyo Madura, Prof. Dr. Safi’, yang sekaligus secara resmi membuka acara. Dalam sambutannya, Prof. Safi’ mengapresiasi inisiatif UPA Bimbingan dan Konseling dalam mengadakan kegiatan ini. Ia menegaskan pentingnya peran dosen dalam mendukung kesejahteraan psikologis mahasiswa agar tercipta suasana akademik yang sehat dan produktif.

Dalam sesi inti workshop, dua pemateri dihadirkan untuk berbagi pengalaman dan keilmuan. Dr. Ike Herdiana, M.Psi., Psikolog, yang merupakan dosen Psikologi Universitas Airlangga, membawakan materi tentang teknik-teknik dasar konseling dan pentingnya keterampilan komunikasi empatik dalam proses konseling. Sedangkan Dr. Yuliati Hotifah, S.Psi., M.Pd., dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang, memaparkan materi mengenai etika profesi dalam konseling serta strategi menghadapi kasus-kasus yang sering muncul di lingkungan perguruan tinggi.

Kegiatan workshop ini dimoderatori oleh Nailur Rohmah, S.Psi., M.A., yang memandu jalannya diskusi dengan penuh antusiasme. Para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada narasumber, yang kemudian dijawab secara rinci dan aplikatif. Sesi tanya jawab berjalan interaktif, mencerminkan antusiasme para dosen untuk meningkatkan kualitas layanan konseling mereka.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan para dosen Universitas Trunojoyo Madura dapat mengimplementasikan keterampilan konseling dasar dalam keseharian mereka, sehingga mampu menciptakan suasana kampus yang lebih suportif dan kondusif bagi perkembangan mahasiswa.

Acara kemudian ditutup dengan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, serta harapan agar kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkala untuk mendukung profesionalisme tenaga pendidik di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura.

CategoriesHeadlines Kegiatan

UTM Tegaskan Komitmen Pendidikan Tinggi Berdampak Lewat FGD Nasional “Kampus Berdampak”

Bangkalan, 28 Mei 2025 – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung arah kebijakan nasional pendidikan tinggi dengan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan Sosialisasi Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Sains dan Teknologi. Kegiatan yang mengusung tema “Kampus Berdampak” ini dilaksanakan pada Rabu (28/5/2025) bertempat di Aula Syaichona Muhammad Kholil, Gedung Graha Utama Lantai 10 UTM, Bangkalan.

Kegiatan strategis ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, mulai dari Rektor, Wakil Rektor, para Dekan, Direktur Pascasarjana, hingga sivitas akademika UTM. Hadir pula Wakil Bupati Bangkalan, Moh. Fauzan Jakfar, sebagai perwakilan pemerintah daerah yang memberikan dukungan penuh terhadap transformasi pendidikan tinggi di wilayah Madura.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Bangkalan menekankan pentingnya keberlanjutan sinergi antara UTM dan pemerintah daerah dalam menghasilkan kebijakan yang berdampak nyata. Ia menyampaikan bahwa forum ini harus menjadi titik tolak bagi implementasi program-program yang langsung menyentuh masyarakat, utamanya dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi lokal.

“Kami sangat berharap FGD ini tidak hanya menjadi diskusi, tetapi menjadi pemicu perubahan nyata, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bangkalan. Bahkan, kami melibatkan UTM dalam penyusunan Rencana FCND lima tahun ke depan karena percaya pada kapasitas akademik yang dimiliki kampus ini,” ungkap Moh. Fauzan.

Tak hanya itu, ia turut menyoroti isu krusial terkait ketimpangan distribusi tenaga medis di Madura. Saat ini, rasio dokter di wilayah tersebut masih jauh dari standar yang ditetapkan WHO, yaitu satu dokter untuk setiap 1.000 penduduk. Di Madura, satu dokter harus melayani hingga 7.000 penduduk.

“Dengan adanya perjuangan dari Rektor UTM untuk membuka Fakultas Kedokteran, ini adalah langkah besar yang sangat kami apresiasi. Ini bukan hanya soal akademik, tapi menyangkut pemerataan layanan kesehatan di Madura,” tegasnya.

Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., dalam pidatonya menekankan bahwa transformasi pendidikan tinggi harus bergerak menuju implementasi nyata. Ia menjelaskan bahwa konsep “Kampus Berdampak” merupakan pengembangan lanjutan dari semangat Kampus Merdeka, namun dengan fokus utama pada dampak riil di tengah masyarakat.

“Tiga pilar utama yang kami dorong dalam program ini adalah peningkatan kualitas SDM unggul, menjadikan kampus sebagai pusat riset dan kebijakan strategis, serta sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi lokal. Maka dari itu, kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan Forkopimda, sangat penting untuk mempercepat akselerasi,” terang Prof. Safi’.

Sebagai narasumber utama, hadir Sekretaris Ditjen Dikti Kemendikbudristek RI, Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, M.Pd. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang adaptif dan berdampak. Ia juga menyampaikan bahwa transformasi kampus bukan hanya soal kurikulum atau infrastruktur, melainkan tentang perubahan mindset, budaya akademik, serta keterlibatan aktif perguruan tinggi dalam pembangunan daerah.

“Konsep Kampus Berdampak ini mendorong kampus untuk tidak hanya menjadi menara gading, tapi juga pusat solusi. Inovasi riset harus dihilirisasi dan menjawab kebutuhan nyata masyarakat,” ujarnya.

Sebagai bentuk simbolis dari semangat perubahan dan identitas baru, UTM secara resmi meluncurkan lagu “Kampus Indonesia Berdampak”. Lagu ini menjadi representasi semangat baru sivitas akademika dalam mendukung transformasi pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan berorientasi pada solusi nyata.

Mengakhiri rangkaian kegiatan, para peserta FGD melanjutkan kunjungan lapangan ke lokasi budidaya lele berbasis teknologi probiotik di kawasan Arosbaya, Bangkalan. Teknologi ini merupakan hasil riset terapan dari dosen UTM yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil budidaya perikanan secara berkelanjutan.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Aisyah Endah Palupi, Prof. Safi’, dan Wakil Bupati Bangkalan turut melakukan panen lele secara simbolis. Mereka juga mencicipi hasil olahan lele sebagai bentuk konkret hilirisasi riset kampus ke sektor ekonomi riil.

Kegiatan ini tidak hanya memperkuat peran UTM sebagai institusi akademik, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai lokomotif perubahan di Madura dan kawasan Indonesia Timur. Ke depan, diharapkan UTM terus memperluas kolaborasi strategis dengan pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi kampus berdampak yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.

CategoriesBerita Kegiatan

UTM Luncurkan KKN Tematik 2025: Dorong Pemberdayaan Masyarakat Desa di Era Digital

BANGKALAN – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat dengan meluncurkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Semester Genap 2024/2025, Senin (26/5/2025), di Gedung Pertemuan R.P. Moh. Noer. Dengan mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Desa di Era Digital”, program ini tak hanya menjadi bagian dari kalender akademik rutin, melainkan juga langkah strategis untuk mendorong akselerasi ekonomi digital berbasis desa.

Sebanyak 686 mahasiswa diterjunkan ke berbagai wilayah di Jawa Timur, yang terbagi ke dalam 45 kelompok reguler dan 2 kelompok kolaboratif. Mereka akan melaksanakan pengabdian di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Bangkalan, Pamekasan, Sumenep, Blitar, Magetan, hingga Kota Batu. Didampingi oleh 10 dosen pembimbing lapangan, para mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu menjembatani desa dengan ekosistem digital.

Yang menarik, program KKN Tematik tahun ini mendapat dukungan langsung dari sejumlah lembaga strategis, yakni Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bangkalan, dan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Kolaborasi ini bukan sekadar simbolik, tetapi diwujudkan dalam bentuk edukasi praktis tentang literasi keuangan digital dan implementasi transaksi nontunai berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

“Mahasiswa UTM akan menjadi duta ekonomi digital. Mereka akan mensosialisasikan penggunaan QRIS dan memberikan edukasi literasi keuangan kepada pelaku UMKM serta masyarakat desa,” ujar Wakil Rektor III UTM, Surokim, Sos., S.H., M.SI, dalam sambutannya.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UTM, Dr. Ir. Gita Pawana, M.Si., menambahkan bahwa KKN merupakan media pembelajaran otentik bagi mahasiswa.

“Kami ingin mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami realitas sosial dan ekonomi masyarakat secara langsung. Ini bagian dari misi kami untuk membentuk pemimpin masa depan yang berempati dan berdaya guna,” jelasnya.

Senada dengan itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni, Surokim, S.Sos., SH., M.Si., menegaskan bahwa program ini juga menjadi bagian dari inisiatif “Kampus Berdampak” yang menekankan pentingnya inklusi digital dan pemberdayaan masyarakat dari akar rumput.

“Melalui KKN Tematik ini, mahasiswa tidak hanya hadir sebagai pelajar, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan. Mereka membawa pengetahuan sekaligus menginspirasi masyarakat desa untuk lebih adaptif terhadap perkembangan zaman,” ujarnya.

Program KKN Tematik 2025 juga sejalan dengan agenda nasional menuju Indonesia Emas 2045, yang menempatkan inklusi digital sebagai salah satu pilar utama pembangunan. Diharapkan, keterlibatan aktif mahasiswa UTM dalam masyarakat dapat membawa nilai-nilai inovasi, kolaborasi, dan keberdayaan, serta memberikan dampak nyata yang berkelanjutan.


#KKNTematikUTM #PemberdayaanDesa #LiterasiKeuanganDigital #QRISDesa #EkonomiDigitalDesa #MahasiswaUTM #PengabdianMasyarakat #KampusBerdampak

CategoriesKegiatan

Gelar Karya Mahasiswa PPG Universitas Trunojoyo Madura 2024: Calon Guru Profesional sebagai Agen Peradaban Hijau

Bangkalan – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak guru profesional berwawasan lingkungan melalui penyelenggaraan kegiatan Gelar Karya Mahasiswa PPG Calon Guru Gelombang 2 Tahun 2024. Acara yang mengusung tema “Guru Profesional: Green Civilization Agent, Menginspirasi Melalui Karya dan Aksi Nyata” ini digelar sebagai bagian dari proses pembelajaran program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di lingkungan FKIP UTM.

Kegiatan ini menjadi ajang bagi para calon guru untuk menampilkan karya dan aksi nyata dalam mendukung pendidikan berkelanjutan serta pembangunan peradaban hijau. Para mahasiswa mempresentasikan beragam proyek inovatif yang menyoroti isu lingkungan, mulai dari media pembelajaran interaktif hingga proyek berbasis komunitas yang bertujuan meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kelestarian alam.

Koordinator Program Studi PPG FKIP UTM, Dr. Badrud Tamam, S.Si., M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian integral dari mata kuliah Projek Kepemimpinan. “Gelar karya ini bukan sekadar ajang akademik, melainkan representasi dari peran guru sebagai agen perubahan. Mahasiswa tidak hanya dituntut berpikir kritis, tetapi juga bertindak nyata dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan solusi yang aplikatif,” ujarnya.

Selain menjadi bagian dari Ujian Akhir Semester (UAS), Gelar Karya ini juga menjadi bukti komitmen mahasiswa PPG sebagai calon pendidik yang peduli terhadap isu-isu global, khususnya pelestarian lingkungan. Berbagai karya yang dipamerkan mencerminkan semangat dan kreativitas mahasiswa dalam menciptakan pembelajaran yang kontekstual dan inspiratif.

Salah satu peserta, Maudy, menyampaikan kesan positif dari keterlibatannya dalam kegiatan ini. “Kesan yang saya dapatkan dari pelaksanaan Projek Kepemimpinan dan Gelar Karya sangat bermakna. Saya merasa lebih percaya diri sebagai calon guru, belajar berkolaborasi dengan berbagai pihak serta kegiatan ini juga membuka wawasan saya bahwa pembelajaran bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di dalam kelas,” tuturnya.

Dengan mengusung semangat “Aksi kecil, dampak besar”, mahasiswa PPG UTM menegaskan bahwa peran guru sangat vital dalam membentuk generasi yang peduli lingkungan. Melalui pendidikan yang berkelanjutan dan pendekatan inovatif, mereka siap menjadi garda terdepan dalam membangun peradaban hijau di Indonesia.

CategoriesHeadlines Kegiatan

FKIP Universitas Trunojoyo Madura Gelar Seminar Pendidikan Bertema Deep Learning dan Etika Sosial dalam Rangka Harlah ke-11

Bangkalan, 7 Mei 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-11, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar Seminar Pendidikan dengan tema “Etika dan Implikasi Sosial Penerapan Deep Learning dalam Pendidikan”. Kegiatan ini berlangsung meriah di Gedung R.P. Moh. Noer, Kampus UTM, Bangkalan, Rabu (7/5/2025).

Acara ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari dosen dan mahasiswa FKIP, perwakilan perguruan tinggi di Bangkalan, hingga guru-guru dari jenjang TK hingga SMA yang ada di wilayah Bangkalan. Seminar ini menjadi ajang penting bagi para pendidik dan akademisi untuk mendalami pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI), khususnya deep learning, dalam dunia pendidikan yang etis dan berdampak positif bagi masyarakat.

Acara dimulai dengan pemutaran video capaian FKIP selama 4 tahun terakhir. Video tersebut menampilkan berbagai prestasi dan pencapaian FKIP UTM, termasuk keberhasilan dalam akreditasi, program internasionalisasi, serta pengembangan seni musik dan tari sebagai keunggulan fakultas.

Dekan FKIP UTM, Dr. Hani’ah, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian luar biasa yang diraih oleh FKIP meskipun usianya masih tergolong muda.

“Alhamdulillah, di usia yang masih belia, FKIP melejit dengan prestasi-prestasinya. Ini menunjukkan bahwa usia 11 tahun bukan alasan untuk tidak maju dan menjadi lebih dewasa. Seorang guru harus mampu mengayomi anak didiknya, menjadi sosok yang dirindukan karena kehadirannya selalu membawa inspirasi. Harapan saya, dosen-dosen FKIP bisa menjadi dosen yang dirindukan dan mencetak guru-guru yang dirindukan murid-muridnya,” ujar Dr. Hani’ah.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti pencapaian akreditasi unggul untuk lima program studi di FKIP, yang disebutnya sebagai “hadiah luar biasa dari Tuhan.” Ia juga menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian di bidang seni, seperti undangan kehormatan kepada tim FKIP untuk tampil di Malaysia, yang menandai langkah nyata FKIP menuju kancah internasional.

Sebagai narasumber utama seminar, hadir Asst. Prof. Dr. Made Duananda Kartika Dageng, S.Pd., M.Pd., dari Universitas Negeri Malang. Dalam paparannya, beliau membahas tentang bagaimana deep learning—salah satu cabang dari kecerdasan buatan—dapat diterapkan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan efisiensi pengajaran. Namun, ia juga menekankan pentingnya etika dalam penerapan teknologi ini agar tidak menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam proses belajar-mengajar.

“Teknologi hanyalah alat, namun peran guru sebagai pengarah, pendamping, dan pembentuk karakter tidak bisa tergantikan. Deep learning memang dapat membantu mempersonalisasi pembelajaran, namun tetap harus digunakan secara etis dan bertanggung jawab,” ungkap Dr. Made dalam sesinya.

Kegiatan seminar ini juga diselingi dengan pemberian penghargaan kepada para pemenang lomba yang melibatkan mahasiswa dan dosen FKIP dalam rangkah Harlah ke-11 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Selain itu, sejumlah doorprize menarik turut dibagikan kepada peserta seminar, menambah semarak dan antusiasme dalam kegiatan ini.

Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi, FKIP Universitas Trunojoyo Madura terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak tenaga pendidik yang profesional, inspiratif, dan mampu menjawab tantangan zaman, sekaligus membawa nama baik institusi ke kancah nasional dan internasional.

Kontak

031-3011146
+62811-3333-0046

Email

humas@trunojoyo.ac.id

Alamat KANTOR

Jl. Raya Telang,PO BOX 02 Kec. Kamal, Bangkalan. Kodepos: 69162 

Official Akun

Copyright © 2023 Universitas Trunojoyo Madura. All Rights Reserved.