PRESS RELEASE UTM LUNCURKAN JAGUNG VARIETAS UNGGUL MADURA 1 dan 2

  • PDF

 

website logo 

PRESS RELEASE

HARI RABU, 4 MEI 2016

“UTM LUNCURKAN JAGUNG VARIETAS UNGGUL MADURA 1 dan 2”

( Berasal dari Lokal, Untuk Nasional dan Dunia )


Sebagai Perguruan Tinggi Negeri satu-satunya di Madura, keberadaan dan kiprahnya UTM tentu saja sangat ditunggu oleh masyarakat. Komitmen untuk pengembangan dan percepatan berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di Madura adalah menjadi salah satu tugas yang harus dipecahkan oleh UTM bersama-sama dengan pemerintah, dalam hal ini pemerintah pusat dan daerah.

Ide atau gagasan pengembangan dan percepatan itu disampaikan oleh Dr. Drs. Ec. H. Moh. Syarif, M.Si., selaku Rektor UTM dihadapan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi disela-sela kehadirannya di UTM dalam rangka Peresmian Gedung UTM dan Peluncuran Varietas Baru Jagung Madura yang diberi nama (Madura 1 dan Madura 2) pada Hari Selasa, 3 Mei 2016. Varietas baru ini mampu menghasilkan 7 ton per-hektar di Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Dengan luas area tanaman jagung se- Madura sejumlah 360 ribu hektar, maka Indonesia tidak perlu import jagung lagi. “Akan ada 2,5 juta ton. Padahal setiap tahun Indonesia mengimport 2 juta ton.” tegas DR. Drs. Ec. H. Moh. Syarif, Rektor UTM dengan bangga.

Penemuan varietas unggul ini merupakan wujud partisipasi Universitas Trunojoyo Madura untuk meningkatkan produktivitas jagung dan perekonomian masyarakat. “Alhamdulillah, ini bukti konkrit sumbangsih para peneliti dari UTM untuk masyarakat, untuk Madura, dan untuk Indonesia, bahkan dapat berdaya saing secara global” tegas DR. Drs. Ec. H. Moh. Syarif, Rektor UTM dengan bangga.

Peluncuran Jagung Madura 1 dan 2 ini juga sebagai bukti bahwa, pengembangan pendidikan tinggi berbasis klaster yang dikembangkan UTM mulai menunjukkan hasilnya. “Ada enam sektor unggulan UTM sebagai konstribusi riil bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yakni; Garam dan Tembakau; Pangan (Jagung, Singkong, Tebu, Sapi, Hasil Laut); Energi (Migas dan Energi terbarukan); Pendidikan (Formal, Informal dan Non Formal); Sosial, Tenaga Kerja dan Wanita; Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Seni, Bahasa, Budaya, Jamu, Batik, Kuliner, Infrastruktur, Tata Ruang, Lingkungan, Pulau – Pulau Kecil, Teknologi),” ujar Rektor ditemui saat meninjau persiapan peresmian Gedung Pertemuan berkapasitas 4507 orang.

Ditemui terpisah, DR. Achamd Amzeri, SP, MP. Ketua Tim Peneliti menyatakan, bahwa produktivitas jagung di Pulau Madura menurut data BPS (2015) berkisar 2,7 ton per hektar. Angka tersebut sangat jauh apabila dibandingkan dengan daerah penghasil jagung lainnya. Rendahnya produktivitas jagung di Madura mempengaruhi produktivitas jagung di Jawa Timur, “Karena kurang lebih 30% areal pertanaman jagung di Jawa Timur berada di Madura yaitu sekitar 360.000 hektar dari total 1.215.354 hektar areal pertanaman jagung di Jawa Timur”. Tegas Amseri yang juga Dosen Tetap Fakultas Pertanian UTM.

 Lebih lanjut, Amseri menyatakan rendahnya produktivitas jagung di Madura disebabkan oleh lahan yang kurang subur, curah hujan yang rendah, dan penggunaan benih lokal yang mempunyai produktivitas rendah. Di Madura sebagian besar (>90%) jagung yang dikembangkan untuk pangan adalah jenis lokal, sedangkan di Jawa Timur, selain Madura, telah didominasi (>70%) oleh varietas unggul bersari bebas dan hibrida. Penggunaan varietas hibrida oleh petani Madura hanya sekitar 60 ton benih jagung hibrida atau sekitar 4.000 hektar. Penggunaan benih jagung hibrida ini tidak mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Ada beberapa alasan masyarakat madura tetap memilih benih jagung lokal dibandingkan dengan jagung hibrida dalam pengusahaan penanaman jagung, yaitu : (1) jagung hibrida mempunyai umur yang sangat panjang (lebih dari 100 hari), sehingga akan mengurangi intensitas pengusahaan tanaman lain setelah penanaman jagung, (2) daya simpan jagung hibrida sangat rendah dibanding dengan jagung lokal Madura, (3) Rendemen jagung hibrida sangat rendah dibanding dengan jagung lokal apabila digiling menjadi beras jagung, (4) Harga benih jagung hibrida yang terlalu mahal (kurang lebih Rp 55.000 per kilogram).

 Untuk mengatasi permasalahan di atas, mulai tahun 2007 UTM secara intensif melakukan riset untuk meningkatkan produktivitas jagung Madura. Upaya riset yang dilakukan dimulai dari eksplorasi jagung lokal Madura di seluruh Pulau Madura, untuk mendapatkan tetua yang akan dijadikan sebagai varietas unggul Madura. Melalui kerjasama dengan Balitsereal Maros, UTM menghasilkan beberapa varietas unggul yaitu Madura-3, Madura-4, Madura-5, dan Madura-6, yang akan dilepas pada tahun 2017.   Untuk meningkatkan produktivitas jagung Madura pada tahun 2016, Universitas Trunojoyo melisensi jagung unggul Balitsereal menjadi varietas Madura-1 dan Madura-2, yang diuji di Madura oleh Universitas Trunojoyo Madura. Kedua Varietas tersebut telah menunjukkan potensi unggul di Madura dengan produksi rata-rata 7 ton per hektar. Madura-1 mempunyai karakter biji dengan kandungan protein tinggi, sedangkan Madura-2 mempunyai kandungan beta karoten tinggi, sehingga kedua varietas tersebut sangat sesuai apabila digunakan sebagai bahan pangan dan pakan.

       Jagung Madura-3 yang akan dilepas, merupakan varietas hibrida silang tunggal yang merupakan persilangan antara galur jagung unggul madura yang ditemukan oleh peneliti UTM dan tetua jagung dari Balitsereal. Jagung Hibrida Madura-3 mempunyai produksi rata-rata 7 ton apabila ditanam di Madura, dan mempunyai umur kurang lebih dari 80 hari. Produksi yang tinggi dan umur yang genjah akan sangat sesuai apabila dikembangkan di Madura yang mempunyai curah hujan yang rendah.

Selanjutnya jagung Madura-4, Madura-5 dan Madura-6 adalah jagung hibrida silang tiga jalur yang rat-rata hasilnya sekitar 7 ton per hektar. Hibrida silang tiga jalur ini dirakit untuk memperoleh produksi benih yang tinggi, sehingga harga benih hibrida akan lebih murah dan dijangkau oleh petani. Varietas-varietas di atas diharapkan mampu menigkatkan produktivitas jagung Madura, sehingga produktivitas jagung Jawa Timur dan Nasional akan meningkat. (kerjasama dan humas 2016)

Share this post

Add comment


Security code
Refresh