Gelorakan Pertanian Demi Kedaulatan Pangan

  • PDF

 

Gelorakan Pertanian Demi Kedaulatan Pangan

  IMG 1107

 

          Berkaca pada masa ketika Indonesia mendaulatkan diri menjadi sebuah Negara agraris yang kaya akan hasil bumi, maka saat ini sejarah itu seakan sirna ditelan zaman. Indonesia yang dulu menghasilkan padi, gula, garam dan beberapa jenis pangan lainnya yang cukup melimpah hingga ekspor ke Negara lain, kini semuanya perlahan hilang dan bahkan hampir setiap tahun pada dekade tearakhir pemerintah harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan pangan. Hal tersebut juga menjadi catatan buruk setelah semakin menurunnya para petani dan para sarjana dibidang pertanian yang mengembangkan pertanian.

          Hadirnya Hari Tani Nasional tentu menjadi angin segar untuk mengembalikan kejayaan pangan Indonesia, namun untuk mewujudkan semua itu harus ada peran dari semua pihak baik pemerintah, petani, dan para akademisi serta peneliti. Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa kepedulian mahasiswa kepada kedaulatan pangan, Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura (HIMAGROTEK FP UTM) menyelenggarakan acara aksi pawai mengelilingi kampus untuk Peringati Hari Tani Nasional 2017 pada 29/09/2017.

          Acara pawai yang mengangkat tema “Dari Tani Untuk Negeri” tersebut dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang ikuti dengan Mars UTM dan dilanjutkan dengan materi tentang Patani dan Kedaulatan Pangan oleh Ketua Program Studi Agroekoteknologi Dr. Ir. Gita Pawana, M.Si., sebanyak 70 lebih mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi mengikuti acara yang dibuka di Pondok Sucipto tersebut.

          Dalam salah satu materinya Dr. Ir. Gita Pawana, M.Si., menyampaikan bahwa untuk mengembangkan pertanian hal yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana pemerintah dan seluruh komponen pengampu kepentikan untuk membuat kebijakan yang menyentuh kepada petani secara umum dalam rangka memberikan perhatian kepada para petani baik dari sisi kebutuhan materil dan non materil. Misalnya kebutuhan alat teknologi, benih, pupuk, kesejahteraan dan lain-lain.

          “Disatu sisi jika kita lihat bagaimana aktifitas petani yang sudah berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan, tapi disisi yang lain tidak disupport dengan kebijakan yang mewadahi untuk itu. Contoh, Katakanlah mengapa kita tidak bisa meningkatkan harga komoditi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani, karena kalau ada komoditi yang dinaikkan, pasti akan banyak orang meneluh apalagi komoditi pertanian yang merupakan komoditi strategis misalnya kalau harga beras dinaikkan maka ini akan menjadi permasalahan sehingga kondisi harga tersebut ditekan hingga rakyat bisa membeli. Tapi disisi yang lain uapaya melakukan produksi atau usaha tani, petani banyak dikurangi dan subsidi semakin berkurang, seperti anda ketahui bahwa dibelahan dunia mana saja aktifitas petani disubsidi oleh pemerintah”. Paparnya

IMG 1110IMG 1111

          Lebaih lanjut Dr. Ir. Gita Pawana, M.Si., menyampaikan bahwa kondisi petani di indonesia masih berada di taraf ekonomi yang cukup lemah dengan modal terbatas dan lahan yang dimiliki juga terbatas sehingga tidak bisa bersatu untuk menentukan tingkat harga yang optimal. Sehingga kondisi ini tidak hanya menjadi tanggungjawab kita saja sebagai para akademisi, tapi juga semua pemangku kepentingan dan kebijakan yang dibuat. Dan tentu acara aksi ini sebagai langkah untuk mengubah bagaimana kebijakan yang ada di dunia pertanian bisa mendorong, mewadahi dan mengimprov kehidupan petani” imbunya mengapresiasi.

          acara peringatan Hari Tani Nasional 2017 yang diisi dengan materi sebagai penambah wawasan mahasiswa tersebut ditutup dengan aksi pawai mengelili area kampus.

Share this post

Add comment


Security code
Refresh